Banten – Ditengah-tengah terungkapnya sindikat jual beli ujaran kebencian (Saracen) di media sosial yang kini mendapatkan sorotan tajam oleh publik Indonesia.
Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo kembali membuat gebrakan dengan menginisiasi acara Istighosah Kemerdekaan bertema “Doa Bersama untuk Bangsa dan Negara” di Mapolda Banten, Sabtu kemarin.
Atas prakarsa mantan ajudan Presiden Jokowi itu, turut hadir juga semua alim ulama mulai dari Abuya Muchtadi Dimyathi, Abuya Murtadho Dimyathi, juga masyarakat Banten dan personil Polri antusias berkumpul mengikuti Istighosah akbar tersebut. Perwakilan pondok pesantren, unsur TNI/Polri, para pendekar dari Peguron (Perguruan silat TTKDH, Terumbu, Bandrong yang tergabung dalam karuhun Banten), kelompok Cipayung (HMI, PMII, dll), tokoh-tokoh pemuda, tapak karuhun, dll
“Ikrar setia pada Pancasila dan NKRI, bagi warga Banten Pancasila dan NKRI sudah final dan siap digaris terdepan terhadap siapapun yang akan merongrong kewibawaan dan kedaulatan NKRI,” tegas Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo, hari ini.
Tak hanya itu, 28 simpul aktivis Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) dari berbagai daerah yakni Bengkulu, Lampung, Kaltim, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel ikut juga tumpah ruah bersama ribuan massa peserta Istighosah akbar tersebut.
“Alhamdulillah barokah sekali Istighosah Kemerdekaan atas prakarsa Kapolda Banten kali ini. Semua alim ulama berkumpul dalam acara tadi malam,” ungkap Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa.
Menurut Willy, acara yang digagas Kapolda Banten ini dinilai bisa menangkal kelompok yang sengaja memecah belah bangsa. Saracen yang merupakan kelompok penyebar isu kebencian bertendensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di media sosial yang berperan sebagai agen kekacauan alias agent of chaos menjadi bukti nyata bahwa ada dalang intelektual dibelakangnya sengaja memperkeruh keadaan.
“Daya rusaknya ini tidak main-main. Kekacauan yang ditimbulkan bisa meloncat dari layar dunia maya ke tanah dunia nyata. Bila dibiarkan, isu-isu kebencian SARA dan kebencian antarkelompok bisa menggerakkan massa dan menimbulkan kerusuhan,” bebernya.
Melalui Istighosah akbar itu, lanjut Willy, semua warga negara Indonesia bisa berikrar untuk Pancasila dan NKRI dan semua pihak siap menjadi Garda terdepan selamatkan Indonesia. Momentum istighosah ini harus menjadi cerminan dan suri tauladan bagi semuanya sehingga jangan terjebak isu adu domba dan stop perselisihan.
“Saatnya bersama membangun negeri dan mari melawan Saracen-saracen lainnya yang bikin konflik dan perang saudara,” ucapnya.
Lebih lanjut, aktivis 98 itu memuji toleransi Kapolda Banten yang setia dan ikhlas menyatukan para alim ulama untuk berdoa bersama demi keselamatan bangsa dan negara agar kian teduh.
“Saya peringatkan kepada aktor intelektual dan elit politik yang sengaja memainkan isu SARA maka siap-siap berhadapan dengan Jari 98. Sungguh dosa besar memainkan politik dengan isu keyakinan,” ucapnya.
Willy melanjutkan, jika ada pihak yang melakukan suatu tindakan dan bedampak pada kegaduhan, perang saudara bahkan menghalalkan segala cara itu termasuk tindakan teror.
“Kalau orang sudah mau bikin gaduh, bikin kita konflik, perang saudara, membuat orang saling menghalalkan darah, itu sudah teror,” ungkapnya.
Willy mensinyalir Saracen memiliki motif politik. Ia juga mengira Saracen juga sangat berperan pada proses Pilkada dan jelang Pilpres 2019. Kelompok tersebut telah membuka peluang aksi teror.
“Kasihan rakyat jika isu tersebut sengaja di bina oleh sang dalang perusak negara,” tandasnya.