Rajut Persatuan, Rakyat Bangkit Bersatu Ajak Masyarakat Bersama Dinginkan Tensi Politik

oleh

JAKARTA – Rakyat Bangkit Bersatu mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mendinginkan kembali tensi politik agar suasana kembali normal. Ketua Rakyat Bangkit Bersatu Ahmad menghimbau kepada elit politik bisa diberikan saran khusus agar ketegangan bisa hilang.
“Bila perlu dua kubu naik kuda bareng, minum kopi sambil maaf-maafan untuk meredakan suasana. Kerendahan hati elit politik perlu ditunjukkan kepada rakyat demi merajut kembali tenun persatuan dan tetap menjamin keberagaman terus berjalan kedepan,” ungkap Ahmad.
Hal itu mengemuka dalam diskusi bertema “Hari Tenang Jangan Bikin Tegang, Doa Bersama Merawat Nusantara & Evaluasi Kampanye” di D’Hotel Setiabudi Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019).
Lebih lanjut, Ahmad menyerukan kepada publik untuk menggunakan hak pilihnya serta berpartisipasi di 17 April 2019 (Jangan Golput) dan tetap mengedepankan ketertiban serta mengutamakan persatuan bangsa. Media sosial dan media massa pun diharapkan bisa ikut andil menciptakan suasana kondusif dan harmonis dari penyebaran berita hoaks.
“Jangan ada lagi intervensi saat di TPS nanti,” sebutnya.
*Cinta Tanah Air, Jangan Golput*
Sementara itu, Cendekiawan NU Nur Ahmad Satria mengingatkan agar masyarakat tetap memiliki pemikiran positif thinking di hajatan lima tahunan ini. Dan ia sepakat agar rakyat bisa ikut berpartisipasi menggunakan hak pilihnya pada 17 April yang tinggal menghitung waktu.
“Jangan membangun negatif thinking dan perlu ada kesadaran bersama. Apapun yang terjadi itu kehendak Tuhan. Jangan golput, jangan diem harus bergerak. Tancapkan rasa optimisme tancapkan bukti tanah air coblos yang terbaik sudah jelas. Kedepankan cinta pada tanah air dengan coblos 17 April jangan golput,” jelas Nur Ahmad Satria.
Nur Ahmad Satria menyesalkan jika ada segelintir pihak yang mencoba menggiring narasi ketakutan pada masyarakat. Dia pun menyebut tokoh yang mengancam people power sebagai tokoh ngaco.
“Jangan percaya dengan tokoh yang ngaco,” kata Nur Ahmad Satria lagi.
*Elit Belajarlah dari Rakyat soal Demokrasi*
Dalam kesempatan yang sama, Rohaniawan Romo Benny Soesatyo berpesan agar rakyat tidak terjebak permainan elit politik sehingga bisa berlangsung aman damai. Namun justru rakyatlah yang siap membangun demokrasi dan hal terbalik dengan apa yang disuguhkan elit politik.
“Elit harus belajar dari rakyat, lihat di luar negeri rakyat ngantri berjam-jam kedinginan menunggu antrian. Jika demikian terjadi maka akan overdosis dan elit bakal ditinggalkan rakyat. Seperti isu identitas dan agama, lama-lama rakyat menjadi imun,” cetus Romo Benny.
Romo Benny juga menekankan agar bersama-sama menciptakan situasi damai, hentikan provokasi dan sentimen negatif. Sehingga, tidak ada yang perlu dicurigai lagi dengan apa yang dilakukan penyelenggara Pemilu.
“Apanya yang dicurigai, KPU kan juga dipilih sama parpol. Mari proses ini diikuti dengan kompetisi dan sesuai aturan main. Tidak boleh ancam-ancamlah. Justru orang berdemokrasi taat aturan,” tambah dia lagi.
“Elit belajarlah dari rakyat yang sudah dewasa, meskipun beda pilihan mereka bersatu kok. Elit lain rame kan berebut jabatan,” jelasnya.
Lebih jauh, Romo Benny menyebut elit politik mengalami kedunguan dalam berpikir dan diprediksi bisa ditinggalkan oleh rakyat karena tidak muncul gagasan.
“Mereka berpolemik cuma mencari kekuasaan,” pungkasnya.
*Habib Salim: People Power Itu Strategi Iblis*
Presiden Majelis Dzikir RI 1 Habib Salim Jindan Baharun menyebut ancaman people power yang digaungkan politisi senior Amien Rais adalah strategi Iblis.
“People power itu strategi Iblis. Itu sengaja dilontarkan seolah-olah ini ada kecurangan. Itu meresmikan dan jadi bukti awal gerakan dia nanti jika kalah. Mencoba membangun alat bukti,” terang Habib Salim.
Habib Salim pun menghimbau agar masyarakat bisa mewaspadai gerakan dari kelompok yang tidak menerima kekalahan. “Perlu diwaspadai bersama, tapi jangan termakan strategi Iblis,” tuturnya.
“Hanya Iblis yang pnya keinginan untuk ribut dan menjadikan kitaterus tegang dan tercerai berai. Iblis ini yang ngomong,” kata Habib Salim lagi.
Kendati demikian, Habib Salim mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong mendatangi TPS pada 17 April nanti. Kata dia, datanglah ke TPS karena Allah SWT bukan karena duit, sakit hati, terpengaruh, dsb.
“Jangan gampang terpengaruh. Datang dengan jiwa yang tenang. Terkait siapa yang menang itu sudah menjadi ketetapan Allah. Jangan ada dalil ada kecurangan,” sebutnya.
Habib Salim mengatakan bahwa elit politik dan tokoh agama tidak siap, sebab tanpa disadari saling menghujat dan saling mendzolimi.
“Menjelekkan orang itu bukan ciri orang yang beriman. Itu pekerjaan Iblis membuat tegang dan emosi. Iblis tidak mengenal apakah itu Kyai, Ustadz, Romo, Pendeta, Habaib,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.